Bantu Tebar Sertifikasi Kompetensi, Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata Insan Kreatif (LSP PIK): Target Lapisan Industri Pariwisata

HIEKRAF, JAKARTA – LSP PIK berkomitmen untuk menyukseskan program Indonesia Kompeten dengan menebar kegiatan sertifikasi kompetensi ke berbagai lapisan masyarakat penggiat pariwisata. Muhamad Teguh, Ketua LSP PIK, mengungkapkan bahwa selama ini konsentrasi sertifikasi kompetensi hanya pada titik-titik tertentu saja, biasanya daerah pariwisata unggulan atau yang sudah dikenal banyak orang. Sementara daerah sekitarnya kurang diperhatikan, padahal dampak positif sektor pariwisata unggulan seharusnya juga dirasakan oleh daerah sekitar.

“Kami memandang perlu ada terobosan untuk melakukan penetrasi ke wilayah sekitar. Tujuannya untuk memperkuat industri kepariwisataan di daerah tersebut dengan meningkatkan mutu SDM melalui sertifikasi kompetensi,” ujar Teguh.

LSP PIK berharap bisa menjadi lokomotif dalam peningkatan mutu SDM tersebut, bukan hanya berbicara tentang bisnis semata. Sektor pariwisata diharapkan bisa berkembang dengan basis ekologi dan ekosistemnya, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat setempat, terutama dalam hal kesejahteraan.

Pranana Widyastuti, Sekretaris LSP PIK, menyatakan bahwa pada tahun 2024 ini, LSP PIK menargetkan 10 wilayah untuk program sertifikasi kompetensi kerja Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Wilayah tersebut meliputi Bojonegoro, Menoreh MagelangBatuSurabayaBaliSolo, dan Ciletuh Kabupaten Sukabumi. Untuk menyukseskan program ini, LSP PIK bekerja sama dengan berbagai asosiasi dan komunitas seperti Hiekraf, Ivendo Jawa Timur, Ivendo Bali, Nestra Akademi Menoreh, Batu Event Community, GEO Park Ciletuh, Rumah Blogger Indonesia, Solo, dan Asita Kabupaten Sukabumi.

“Bahkan tahun ini, Himpunan Pengusaha Ekonomi Kreatif (HIEKRAF) ikut berpartisipasi. Mereka tertarik dengan visi untuk meningkatkan mutu SDM dengan menggiatkan sertifikasi kompetensi,” ujar Nara.

Selain program sertifikasi kompetensi kerja BNSPLSP PIK juga memiliki Program Subsidi Internal Sertifikasi Kompetensi. Program ini bertujuan untuk mendorong pekerja pariwisata yang sudah berpengalaman agar dapat melakukan uji kompetensi dengan harga terjangkau. Nara memandang program ini sebagai bagian dari tujuan pendirian LSP PIK.

“LSP PIK sejak awal berdiri memang ditujukan untuk membantu pelaku pariwisata agar segera memiliki sertifikat kompetensi kerja dan dapat bersaing dalam hal mutu kerja. Desainnya adalah wirausaha sosial,” tambahnya.

Lebih lanjut, Nara mengatakan bahwa para pendiri LSP PIK sudah memiliki sumber usaha lainnya, sehingga lembaga ini menjadi wadah untuk menebalkan sikap kesalehan sosial dengan ikut peduli terhadap perkembangan mutu SDM Indonesia. (van)

17 EO Kaltim Sukses Ujian Kompetensi MICE

HIEKRAF, BALIKPAPAN – Pada akhirnya, Kaltim berhasil menerima Sertifikasi BNSP Kompetensi MICE dari Himpunan Pengusaha Ekonomi Kreatif (HIEKRAF) Indonesia dan LSP Pariwisata Insan Kreatif (PIK) pada Minggu, 3 Maret 2024, di Sekretariat HIEKRAF.

Dari 25 peserta yang mendaftar, hanya 17 yang berhasil memenuhi persyaratan dasar sertifikasi.

17 peserta ini berasal dari perusahaan yang bergerak dalam penyelenggaraan acara (EO), pertemuan, perjalanan menarik, konferensi, dan pameran (MICE) di Balikpapan, Kalimantan Timur.Ketua Umum HIEKRAF Anwar Cholis mengatakan sertifikasi yang digelar ini khusus untuk pengusaha dan penyelenggara event yang bergerak di bidang MICE ini adalah pertama kalinya digelar di Kaltim dan berlangsung sukses dengan sesi pembekalan, ujian tertulis, interview secara tatap muka.

Diharapkan sertifikasi ini akan membantu mempersiapkan dan memperkuat sumber daya ahli MICE di Kaltim.

Seperti yang kita ketahui, semakin banyak kegiatan yang membutuhkan perusahaan penyelenggara acara (EO) di Kaltim. Oleh karena itu, pelaksanaan sertifikasi ini sangat dibutuhkan dan sesuai dengan tuntutan profesionalisme kerja di masa mendatang sesuai dengan standar pemerintah, kata Olle, yang biasa disebut sebagai “Olle”.

Menurut Olle, LSP PIK yang berlokasi di Jakarta bekerja sama dengan Organisasi HIEKRAF untuk menyelenggarakan sertifikasi ini. LSP PIK juga didukung EO Borneolandpro, Cafepro, Chika Media, Repro Indonesia, Visual Borneo, dan media partner Prokaltim.com.Pada sertifikasi yang diikuti 17 peserta itu, ada enam bidang klaster MICE yang diikuti peserta, yaitu Event Venue Management, Event Logistic, Event Marketing Communication, Event registration, Event Liasion Officer dan event Stand Building. Tim LSP PIK menyertakan dua asesornya untuk menangani asesi sertifikasi profesi tersebut.

Olle menyatakan bahwa Balikpapan adalah kota pertama yang menerima sertifikasi MICE secara mandiri tahun ini. Kota-kota lain, seperti Samarinda, Kukar, Bontang, dan Kutim, juga akan melakukannya.

“Kita harapkan para penyelenggara even (EO) ke depan memiliki kualifikasi kompetensi standar dengan sertifikasi ini,” katanya.

Selain itu, menurut Iin Maftuha S.Pd dari LSP PIK, sertifikasi kompetensi ini dilakukan untuk mempersiapkan Balikpapan sebagai tempat penyelenggaraan acara di Indonesia, serta untuk menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang sedang berlangsung.

Setiap karyawan harus memiliki sertifikat kompetensi profesi sesuai bidang masing-masing, katanya. Sebaliknya, PIK adalah LSP yang dilisensikan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk melakukan sertifikasi dan uji kompetensi dalam bidang MICE dan event.

Genjot Ekonomi Kreatif di Balikpapan, HIEKRAF Siap Gelar Festival Pelaku Ekonomi Kreatif

HIEKRAF,BALIKPAPAN – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI telah menetapkan Balikpapan sebagai Kota Kreatif di Indonesia. Namun sayangnya, sebaran pelaku ekonomi kreatif di penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut belum optimal.

Kemenparekraf menyebut, sebaran pelaku ekonomi kreatif di Balikpapan menempati urutan kedua se-Kaltim, di bawah Samarinda. Data yang dirilis pada 2022 menyebut, sebaran pelaku ekonomi kreatif di kota ini sebesar 28,37 persen. Sementara Kota Samarinda tercatat 47,90 persen. Di urutan ketiga ada Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 9,54 persen.

Demi meningkatkan geliat ekonomi kreatif di Kota Balikpapan, Himpunan Pengusaha Ekonomi Kreatif (HIEKRAF) Kaltim, akan menyelenggarakan HI-FEST, sebuah festival ekonomi kreatif yang dikemas kekinian.

Ketua HIEKRAF Kaltim, Anwar Cholis mengatakan, HI-FEST memadukan seluruh subsektor ekonomi kreatif di Kalimantan Timur. “Festival ini akan memadukan kuliner, seni, kriya, fesyen, seni rupa, permainan interaktif, hingga pertunjukan,” katanya.

Festival itu akan berlangsung selama hampir dua pekan dengan mengambil lokasi di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome, mulai 20-28 Agustus 2022. Selain dihibur dengan performing arts, acara ini juga akna bertabur hadiah melalui games menarik.

Sejumlah band kenamaan dari Balikpapan maupun nasional dijadwalkan turut memeriahkan acara ini.

Anwar Cholis mengundang para pelaku usaha kreatif di Kalimantan Timur ikut ambil bagian dalam kegiatan ini, sebagai salah satu upaya memperluas pangsa pasar.

“Ini salah satu cara HIEKRAF mendorong para pelaku industri kreatif di daerah untuk terus berkembang, apalagi pemerintah semakin membuka peluang sektor ini,” imbuhnya.

Anwar Cholis mengatakan, pelaku ekonomi kreatif di Kalimantan Timur sampai saat ini masih didominasi sektor kuliner dengan porsi 20,36 persen, kemudian aplikasi dan game developer sebesar 19,78 persen dan ketiga musik sebesar 13,42 persen.

Khusus untuk subsektor aplikasi dan game developer di Balikpapan, omzet mereka telah mencapai Rp 48 miliar per tahun. “Ada banyak komunitas game developer di Balikpapan yang setiap tahun bisa melahirkan puluhan pengembang game, ini yang belum banyak diketahui, dan akan kami gandeng di event ini,” ujarnya.

Beberapa aplikasi buatan anak Balikpapan di antara Honey Bear, Harmony, Balikpapan City Guide, Aruna, Temuin, Tukang Pedia, Office Pedia, dan sebagainya.

HI-FEST akan didukung oleh Perusda Manuntung Sukses, PDAM Balikpapan, Gemilang Zahira Indonesia, ABU Management, dan sebagainya. Sementara media partner Prokaltim, Bisnis Indonesia, Ibukotakini.com, Discover Borneo, Mediakaltim.com, Eventnusantara.com, nukaltim.com, updatekaltim.com dan sebagainya. (*)

Kolaborasi, Pemkot Balikpapan Bersama Hiekraf Gelar Dialog Publik

HABARKALTIM, Balikpapan – Dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan Ekosistem Ekonomi Kreatif, akibat lesuhnya perekonomian semenjak pandemi, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan bersama Himpunan Pengusaha Ekonomi Kreatif (HIEKRAF) Kalimantan Timur, menggelar Dialog Publik mengenai Perspektif Pelayanan Publik Pemerintah Kota Balikpapan Sebagai Teras Ibukota Nusantara, di Aula Rumjab Wali Kota Balikpapan, pada Jumat (25/3/2022) siang.

Diketahui pada tahun 2021, Kota Balikpapan memperoleh Anugerah Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Nomor 1 se-Indonesia dari Ombudsman RI, untuk itu, untuk itu, Kota Beriman makin tertantang untuk terus meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat dan pelaku usaha sebagai bentuk penunjang utama dari Ibu Kota Negara Nusantara.

Pemkot Balikpapan yang diwakili Plt. Kepala Bappeda Litbang Kota Balikpapan, Murni, mengaspresiasi kepada Hiekraf Kaltim atas diselenggarakannya jalur publik tersebut. Dan acara ini menjadi sangat penting sebagai pertemuan awal adanya jalur antara Pemkot dan para pelaku ekonomi kreatif.

Pelayanan Publik merupakan salah satu tolak ukur kemajuan penyelenggaraan pemkot disuatu daerah.

“Jadi pelayanan publik yang baik, selain berkaitan erat dengan kepuasan masyarakat, juga bisa ikut mendorong daya tarik masuknya investasi, dan ketertarikan itu akan mendorong kemampuan ekonomi kreatif kota Balikpapan,” kata Murni yang membacakan sambutan Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud.

Sejak lama, lanjut dia, Pemkot Balikpapan berkomitmen menyelenggarakan pelayanan publik yang prima serta aktif terhadap perubahan zaman.

“Maka ada atau tidak adanya rencana pemindahan IKN ke Provinsi Kaltim, tidak mengurangi komitmen Pemkot Balikpapan untuk terus berbenah mewujudkan pelayanan publik yang baik dan prima,” jelasnya.

Kemudian, Pemkot sangat menyadari, bahwa sebagai penyangga IKN, kinerja pelayanan publik Balikpapan diharapkan bisa menjadi percontohan bagi daerah lain.

Seiring dengan perpindahan IKN yang diprediksi adanya lonjakan pertambahan penduduk di Balikpapan.

“Jadi isu strategisnya dalam menghadapi IKN  diantaranya, air bersih, pelayanan publik termasuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur itu sudah harus kita antisipasi, karena perkiraan penambahan terkecilnya sekitar 1 juta jiwa,” bebernya.

Murni menambahkan, hal tersebut menjadi peluang yang baik kepada para pelaku ekonomi kreatif, dimana menjadi tantangan dan pembuktian bertahan dengan segala perubahan global maupun depresi ekonomi, untuk menopang perekonomian masyarakat.

Ditempat yang sama, Komisioner Ombudsman RI, Hery Susanto, mengatakan Pengembangan Ekonomi Kreatif harus sinergi dengan Peningkatan Smart City. Tentu dengan kualitas pelayanan publik saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan.

“Salah satu hal terpenting dalam pengembangan Smart City adalah Smart Governance. Muara dari konsep Smart City itu adalah peningkatan pelayanan publik,” jelasnya.

Pada tahun 2020 lalu Pemerintah telah menetapkan wacana Gerakan Menuju 100 Smart City untuk menjadi Digital Nation. Penyusunan masterplan dan quickwin kota pintar untuk 100 kabupaten/kota telah dilaksanakan.

“Jadi Objek dari program Smart City di Indonesia adalah masyarakat, pemerintah dan infrastruktur. Kemudian, Harus ada kolaborasi antara semua pihak untuk mendukung percepatan Smart City demi meningkatkan kualitas pelayanan publik,” sambungnya.

Kemudian, lanjut dia, berbagai masalah muncul di Indonesia pelayanan publik masih banyak dilakukan secara manual, kurangnya informasi yang disampaikan, orang-orang yang mengulur waktu pelayanan, ketidakpastian dalam memberikan solusi hingga penyelesaian yang berlarut-larut.

“Melalui digitalisasi, diharapkan Smart City dapat memberikan jaminan publik di berbagai kota memiliki pengelolaan yang cerdas dengan mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembangunan dan pengelolaan kota,” katanya.

“Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembangunan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tambahnya.

Dia juga menjelaskan, Inovasi pelayanan publik harus dilakukan oleh seluruh elemen penyelenggaraan pelayanan publik. Smart City dan Smart Government harus berjalan bersamaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Selain dapat memberikan pelayanan pemerintah yang lebih cepat, Smart City juga mendorong peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam mengelola kota sehingga interaksi yang terjadi dinamis dan erat antara publik dengan penyelenggara pelayanan publik.

Masyarakat dapat memberikan laporan/pengaduan apabila dalam proses pelayanannya telah terjadi penyimpangan dan sebagaimana mestinya dan Ombudsman RI akan memeriksa laporan tersebut.

Berbagai indikator dalam percepatan peningkatan Smart City seperti adanya Smart Living dan Evironment, Smart Transportation, Smart Economy, dan Smart Government & People.

Smart Government harus memberikan perubahan dan perkembangan implementasi kebijakan dengan baik.

“Harapannya publik dapat mendapatkan infrastruktur pelayanan publik yang memadai, SDM yang kompeten, dan inovasi dalam pelayanan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Hiekraf Kaltim, Anwar Cholis, mengungkapkan, Ekonomi Kreatif adalah faktor pendukung untuk perkembangan industri pariwisata. Dan untuk Balikpapan khususnya Ekonomi Kreatif itu masih terbilang belum berkembang, namun dalam masa pertumbuhan

“Jadi kita sebagai asosiasi usaha ekonomi kreatif, inilah saatnya untuk mendorong bersama dengan pemerintah dan stakeholder, untuk membangkitkan menumbuh kembangkan sektor-sektor daripada 17 suksektor ekonomi kreatif itu,” ujarnya.

Laki-laki yang biasa disapa Olle ini juga menjelaskan, bahwa langkah awal sebagai penyangga atau teras IKN yakni, harus adanya peningkatan SDM dengan uji kompetensi  mensertifikasi kan para pelaku ekonomi kreatif.

“Kita bicara tentang ibu kota tentu bicara tentang kompetisi dengan para pendatang dan para investor. Jadi bagaimana kita sebagai ujung tombak IKN sendiri, adalah pelaku ekraf yang bermuatan lokal itu harus dikembangkan SDM nya,” terangnya.

“Yang akan kita lakukan adalah membuat pelatihan-pelatihan uji kompetensi dan sertifikasi, maka dari itu kita harus Sinergi dengan pemerintah dan stakeholder. Tanpa ada harmonisasi kolaborasi itu tidak akan mudah terwujud tujuan kita,” tambahnya. (abe)

Hiekraf Dorong Sinergi Dengan Pemerintah Ciptakan Event dan SDM EO Skala Global

KALTIMNEWS.CO, Balikpapan – Kopdar perdana Pekerja Event Kreatif yang tergabung dalam HIEKRAF (Himpunan Pengusaha Ekonomi Kreatif) Balikpapan, berlangsung dinamis Sabtu, (01/02/2020) di Cafe Onix Balikpapan.

Dihadiri pengusaha Event Organizer (EO), vendor produksi event, show management, dan advertising, kopdar mengupas segala persoalan yang selama ini menjadi kendala dalam perkembangan dunia event kreatif di Balikpapan dan Kaltim secara umum.

Isu-isu hangat yang dibahas, antara lain, perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim, perijinan penyelenggaraan kegiatan, persaingan harga yang membuat sebuah kualitas event menurun, dan tidak adanya perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan kepada kalangan pekerja event kreatif. Selanjutnya, juga dibahas tekad dan semangat pekerja event untuk bersatu bersinergi dan berkolaborasi.

“Inilah tonggak awal Hiekraf membangun kebersamaan dan kolaborasi sesama pekerja event kreatif Balikpapan dan Kaltim dalam menambut IKN,” ujar Ketua Umum Hiekraf Anwar Cholis.

Dijelaskan, Hiekraf bertekad menjadi organisasi usaha dan profesi untuk menjadi mitra pemerintah dan stakeholder membangun dan mengembangkan dunia event kreatif di Balikpapan.

“Segera terposisi menjadi pionir melahirkan entrepreneur muda jasa event kreatif yang profesional dan berkualitas”, katanya.

Terkait Balikpapan yang juga bakal menjadi kota penyangga IKN, syarat SDM mumpuni utamanya dari generasi millennial wajib disiapkan untuk berkompetensi disemua level.

“Jangan nanti, setelah sudah tertinggal, baru teriak-teriak tidak diberi kesempatan. Jangan mimpi disiang bolong deh,” lugasnya.

Tak ingin terjerumus kesitu, Hiekraf akan mendorong Pemkot Balikpapan bekerjasama dengan berbagai pihak, untuk aktif memberikan pelatihan wirausaha bidang jasa event organizer (EO) serta bidang jasa lainnya.

“Harus bersinergi dengan mereka (pemerintah & stakeholder) untuk menciptakan pengusaha EO yang berkompetensi dengan kemampuan skala global agar dapat mengimbangi posisi Kaltim sebagai IKN yang juga bakal menjadi sorotan dunia,” harapnya. (*)